Surat cinta untuk kamu, (kekasih) -- Surat yang terlambat
Dear kamu yang tak bisa kusebut sebagai kekasih(ku),
Hei, ini memang bukan pertama kalinya aku menulis surat seperti
ini. Kedua kali seingatku. Kamu tahu kenapa aku menulis seperti ini? Aku pernah
bilang kan bahwa aku tidak bisa menangis? Jadi satu-satunya caraku menyatakan
perasaan sakit dan kecewa adalah lewat tulisan. Lewat tulisan aku bisa
melenyapkan segala beban yang menghimpit hatiku.
Yakin mau baca tulisanku?
Ini sedikit panjang sepertinya. Tetapi kamu harus baca! Aku memaksa
untuk kali ini.
Baiklah, kita mulai darimana? Dari awal kamu hadir tiba-tiba
seperti hantu salju?
Kamu pasti tahu bahwa hatiku tidak baik-baik saja. Pun sebelum kamu
datang, hatiku memang sudah tidak berbentuk. Nyaris hancur.
Lalu kamu datang. Aku langsung bertanya pada Tuhan. “Ya Tuhan, ada
apalagi ini? Kenapa Kau menghadirkan dia untukku?”
Kisah kita teramat singkat. Itupun jika bisa dianggap kisah. Benar
bukan?
Kehadiranmu mau tidak mau membawa perubahan dalam hidupku. Entah
aku yang terlalu bodoh dan melankolis atau kamu yang terlalu pintar? Tapi
sepertinya memang kamu yang terlalu pintar! Iyakan? Ngaku deh! :-D
Benteng pertahanan yang kubangun susah payah sejak dulu roboh
begitu saja sejak kamu datang. Aku cenderung tidak bisa menyembunyikan perasaan
dan ekspresi yang menaungiku. Padahal selama ini tidak ada yang bisa
menggoyahkanku. Kamu tahu apa julukanku? Wanita es. Aku sedingin es. Cuek,
jutek, kejam! Aku jarang melibatkan perasaan dalam interaksi.
Kamu ngerti apa yang kutulis gak sih?
Aku anggap saja kamu mengerti ya? Haha.
Wrong at the first sight
adalah kalimat yang tepat untuk kita. Karena apa? Kita sudah salah sejak
pertama kali kita saling mengatakan “hai”. Sayangnya, aku malah menikmati
kesalahanku dan membiarkan hatiku mengambil alih sampai akhirnya aku sadar aku
menyayangimu.
Sayang dalam kamus hidup kita tentu berbeda. Bagimu sayang itu
universal, bisa diucapkan pada siapa saja, tetapi bagiku, “sayang” adalah rasa
paling tinggi. Artinya aku tidak mudah menyayangi orang lain. Tidak mudah
menyatakan rasa sayang. Tetapi akhirnya aku sayang padamu. Aku yakin kamu tahu
itu kan?
Kita adalah dua pisces yang bertemu dalam sebuah kisah tak
sempurna. Watak kita yang nyaris sama membuatku bisa menebak apapun isi
kepalamu. Aku adalah gadis yang intuitif. Firasatku jarang salah, makanya aku
sangat senang menatap matamu, karena lewat matamu aku tahu bagaimana hatimu
sesungguhnya.
Kamu bilang kamu sayang padaku kan? Aku percaya, karena kamu memang
menyayangi semua temanmu.
Lantas, apakah aku temanmu? Teman seperti apa yang
kamu perlakukan layaknya kekasihmu? Bohong jika aku tidak cemburu. Aku gadis
biasa yang hatinya udah rapuh. Aku cemburu tiap kali kamu menyebut nama gadis
lain. Tetapi aku sadar, apa hak-ku cemburu padamu? Siapalah aku ini? Hanya
gadis yang mampir sebentar dalam kehidupanmu.
Kamu terbiasa mengundang banyak bintang datang. Lalu mereka kau
lemparkan saat bosan. Akulah salah satu bintang itu!
Maafkan aku, aku hanya sedikit marah. Ah, aku lupa bercerita. Saat
kamu datang, aku bertanya pada Tuhan apa maksud kehadiranmu.
Sekarang aku tahu jawabannya....
Beberapa bulan yang lalu, saat mantan (kekasihku) mengkhianatiku,
aku marah pada Tuhan. Aku lantas bertanya pada Tuhan: “Tuhan kenapa aku
lagi-lagi dikhianati? Kenapa wanita yang mengambil kekasihku seperti tidak
punya hati padahal mereka juga wanita yang lembut perasaannya?”
Dan jawabannya adalah: Tuhan menghadirkan kamu agar aku tahu
rasanya jadi wanita-wanita itu. Tuhan memberikanku rasa sesak yang teramat saat
menjadi orang ketiga. Aku tahu Tuhan bermaksud baik, supaya aku tidak
mengulangi hal ini lagi. Tuhan memberikanku jawaban. Dan selesai pula resah
dihatiku.
Dear kamu,
Terima kasih sudah menyatakan cinta padaku, meskipun aku tahu bahwa
kalimat sakral “i love you” itu tidak keluar dari hatimu. Tetapi aku cukup
bahagia.
Terima kasih karena telah meminjamkan tubuhmu untuk kudekap saat
aku sudah meyakini tak ada seorang pun yang bisa meredakan sakitku. Aku merasa
terlindungi.
Terima kasih sudah menggengam jemariku. Setidaknya aku tahu bahwa
masih ada yang peduli padaku.
Terima kasih sudah mengerti bahwa hatiku memang tidak baik-baik
saja. Aku bersyukur tidak perlu
berpura-pua tegar didepanmu.
Terima kasih untuk semua yang terjadi diantara kita, meskipun
singkat. Terima kasih telah menemaniku, peduli padaku.
Satu hal lagi, aku harus berterimakasih pada Tuhan karena sudah
mengizinkan kamu singgah dalam kehidupanku dan membiarkanku tahu bahwa masih
ada yang menyayangi dan menginginkanku disaat aku merasa sendirian dan hampir
gila.
Fakta bahwa kamu bukan milikku memang tidak terelakkan. Meskipun
hatiku menolak untuk melepaskan kamu, tetapi aku harus melakukannya. Aku tidak
bisa menyakiti gadis lain lebih lama lagi. Menyakiti orang lain sama sekali
bukan gayaku. Kamu tahu aku anak baik-baik kan? Haha. Jadi aku tidak akan jadi
anak jahat. Aku akan tetap jadi gadis yang baik.
Boleh aku meminta padamu? Jika boleh maka aku akan meminta beberapa
hal. Setelah aku pergi, jadilah lelaki yang baik. Lelaki yang hanya menjaga
satu hati. Aku sering bertanya mengenai kamu yang akan mencari gadis lain
setelah aku pergi. Bisakah kamu mengurungkan niatmu? Disisimu saat ini sudah
ada gadis yang menyayangimu dengan teramat dalam. Kenapa kukatakan “dalam”
karena gadis yang saat ini bersamamu sesungguhnya takut kehilanganmu. Makanya dia
terus saja berada disisimu. Aku juga pernah berada di usia gadis itu. Tingkat
emosi masih berlebih. Dia hanya ingin kamu tahu bahwa dia peduli padamu.
Jadi
sudah seharusnya kamu juga begitu. Maafkan kesalahannya dan sayangi dia seperti
saat pertama kali.
Satu hal lagi, rajinlah sholat. Kamu butuh pondasi agar kokoh! Kamu
adalah lelaki, calon imam, calon pemimpin keluarga. Mau tidak mau, siap tidak
siap, suatu saat keadaan itu akan datang padamu. Kamu mau berubah jadi lebih
baik kan? Berusahalah. Doaku senantiasa teriring padamu.
Dear kamu, aku sebenarnya bingung bagaimana mengakhiri semua ini.
Setelah ini berakhir, bisakah kita kembali menjadi teman, seperti saat semua
rasa belum hadir?
Baiklah, ini sepertinya sudah lumayan panjang. Aku tahu kamu bosan
membacanya. Terima kasih untuk semuanya. Surat ini adalah caraku mengucapkan
perpisahan dan selamat tinggal.
Indah senyumanmu takkan bisa pudar, makin terang dihatiku.
Walau kusadari,
cinta yang tak mungkin jadi.
Meski ku tak
bisa memiliki dirimu.
Semakin kumencintai,
kulepas kau kekasih.
Biar terbang
tinggi.
0 komentar